Quality Resources Coach Indonesia

Self Limiting Belief dan Cara Mengatasinya

Untitled-design-2

Apa Itu Self Limiting Belief?

Self limiting belief adalah keyakinan atau asumsi negatif tentang diri kita yang membatasi kemampuan kita untuk bertindak, berkembang, atau meraih tujuan. Contohnya, keyakinan seperti “saya tidak cukup pintar untuk sukses” atau “saya tidak pantas mendapatkan kebahagiaan” bisa menghambat kita dari meraih apa yang kita inginkan. Keyakinan ini sering kali terbentuk dari pengalaman masa lalu, pengaruh lingkungan, atau kesalahan persepsi tentang diri sendiri.

Peran Coaching dalam Mengatasi Self Limiting Belief

Coaching adalah proses yang membantu individu mengenali dan mengatasi hambatan internal mereka. Seorang coach bekerja sebagai fasilitator, membantu klien untuk menggali, mengidentifikasi, dan menantang self limiting belief yang ada. Berikut beberapa cara bagaimana coaching dapat membantu:

  1. Kesadaran Diri: Coach membantu klien untuk meningkatkan kesadaran diri. Dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang reflektif, klien dapat mengidentifikasi keyakinan negatif yang mereka miliki. Misalnya, “Apa yang membuat Anda percaya bahwa Anda tidak bisa sukses?” atau “Darimana keyakinan ini berasal?”.
  2. Reframing: Coach membantu klien untuk mengubah perspektif mereka tentang keyakinan tersebut. Proses reframing ini melibatkan melihat situasi atau keyakinan dari sudut pandang yang berbeda dan lebih positif. Misalnya, mengubah “saya tidak pernah bisa berbicara di depan umum” menjadi “saya belum pernah mencoba berbicara di depan umum, tapi saya bisa belajar dan berkembang”.
  3. Action Plan: Setelah mengidentifikasi dan mereframing self-limiting belief, coach membantu klien untuk membuat rencana tindakan konkret untuk mengatasi hambatan tersebut. Ini bisa melibatkan setting goals, merancang strategi, dan menetapkan langkah-langkah kecil yang dapat diambil untuk mencapai tujuan.
  4. Support dan Accountability: Coaching menyediakan dukungan dan akuntabilitas yang kontinu. Seorang coach akan mendampingi klien dalam perjalanan mereka, memberikan dorongan, dan membantu mereka tetap fokus pada tujuan mereka. Ini sangat penting dalam proses mengatasi self-limiting belief karena perubahan tidak terjadi dalam semalam.

Contoh Kasus dalam Coaching

Bayangkan seorang klien yang merasa tidak percaya diri untuk memulai bisnis sendiri. Dia memiliki keyakinan bahwa “saya tidak cukup kompeten untuk menjadi pengusaha sukses”. Dalam sesi coaching, coach akan membantu klien untuk menggali asal-usul keyakinan tersebut, mungkin dari pengalaman gagal di masa lalu atau pengaruh negatif dari orang lain.

Coach kemudian akan bekerja dengan klien untuk mereframe keyakinan tersebut, misalnya dengan mengenali keahlian dan pencapaian yang telah dicapai sejauh ini. Selanjutnya, mereka akan membuat rencana tindakan, seperti mengikuti kursus bisnis, mencari mentor, atau mulai dengan proyek kecil untuk membangun kepercayaan diri. Dengan dukungan dan akuntabilitas dari coach, klien akan lebih mudah untuk melangkah keluar dari zona nyaman dan mewujudkan mimpinya.

Mengatasi self-limiting belief adalah langkah penting dalam perjalanan pribadi dan profesional seseorang. Dalam perspektif coaching, proses ini melibatkan peningkatan kesadaran diri, reframing keyakinan negatif, merancang rencana tindakan, dan menyediakan dukungan kontinu. Dengan bimbingan seorang coach, individu dapat mengatasi hambatan internal mereka dan mencapai potensi maksimal yang mereka miliki. Coaching bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang transformasi diri yang berkelanjutan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
Consultation